Kecamatan Pemali, dengan riwayat aktivitas industri pertambangan timah, menghadapi isu pencemaran lingkungan yang signifikan. Timbal, sebagai logam berat yang berasal dari kegiatan tersebut, telah mengkontaminasi perairan dan biota setempat. Paparan timbal pada populasi manusia, khususnya wanita usia produktif, berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis korelasi antara sumber air minum dan asupan hewan air dengan kadar timbal dalam darah (Pb) pada wanita di Kecamatan Pemali.
Metodologi Penelitian: Pendekatan Cross-Sectional di Pemali
Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan desain cross-sectional yang dilaksanakan pada periode Juli hingga Oktober 2022. Sebanyak 91 wanita berusia 30-49 tahun di Kecamatan Pemali berpartisipasi sebagai responden. Pemilihan responden dilakukan melalui teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi meliputi domisili di wilayah penelitian selama ≥20 tahun dan kesediaan menjadi responden. Kriteria eksklusi mencakup responden yang sedang hamil atau menyusui, serta perokok aktif maupun pasif. Analisis data dilakukan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 25 melalui uji chi-square dan regresi logistik.
Distribusi Sumber Air Minum dan Konsumsi Hewan Air
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber air minum depot isi ulang merupakan yang paling banyak dikonsumsi oleh responden (60,4%). Dalam hal konsumsi hewan air, ikan tenggiri menjadi jenis ikan yang paling sering dikonsumsi (47,3%).
Korelasi Signifikan antara Sumber Air Sumur Gali Lindung dan Konsumsi Ikan Gurami dengan Kadar Timbal Darah
Analisis bivariat mengidentifikasi adanya korelasi signifikan antara penggunaan sumber air minum sumur gali lindung (p=0,015), konsumsi ikan gurami (Osphronemus goramy) (p=0,015), dan konsumsi ikan gabus (Channa striata) (p=0,038) dengan kadar timbal dalam darah responden.
Lebih lanjut, analisis multivariat mengungkapkan bahwa dua variabel memiliki pengaruh signifikan terhadap kadar timbal darah wanita di Kecamatan Pemali. Penggunaan sumber air sumur gali lindung menunjukkan korelasi negatif (B=-1,426), mengindikasikan bahwa responden yang menggunakan sumber air ini cenderung memiliki kadar timbal darah yang lebih rendah. Sebaliknya, konsumsi ikan gurami menunjukkan korelasi positif yang signifikan (B=2,163), mengimplikasikan bahwa responden dengan frekuensi konsumsi ikan gurami yang lebih tinggi cenderung memiliki kadar timbal darah yang lebih tinggi.
Elevasi Kadar Timbal Darah pada Seluruh Responden
Temuan yang mengkhawatirkan adalah terdeteksinya kadar timbal darah melebihi 10 µg/dL pada seluruh responden (100%). Nilai ini melampaui batas referensi dan mengindikasikan adanya paparan timbal yang substansial dalam populasi wanita usia produktif di Kecamatan Pemali.
Simpulan: Implikasi Konsumsi Ikan Gurami dan Pengelolaan Sumber Air Minum
Penelitian ini menyimpulkan bahwa kadar timbal darah pada wanita di Kecamatan Pemali secara keseluruhan berada di atas ambang batas yang direkomendasikan. Penggunaan sumber air sumur gali lindung berkorelasi dengan kadar timbal darah yang lebih rendah, sementara konsumsi ikan gurami berkorelasi dengan kadar timbal darah yang lebih tinggi.
Temuan ini menggarisbawahi perlunya perhatian terhadap sumber air minum dan pola konsumsi ikan di wilayah yang terdampak aktivitas pertambangan timah. Meskipun sumur gali lindung tampak memberikan proteksi relatif, prevalensi kadar timbal darah yang tinggi secara keseluruhan memerlukan intervensi komprehensif. Edukasi masyarakat mengenai potensi risiko paparan timbal melalui konsumsi jenis ikan tertentu, terutama ikan gurami, menjadi krusial. Selain itu, pemantauan dan pengelolaan kualitas air minum secara berkelanjutan, termasuk perlindungan sumber air dari kontaminasi timbal, esensial untuk menjaga kesehatan masyarakat, khususnya wanita usia produktif yang rentan terhadap efek toksik timbal terhadap sistem reproduksi. Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengidentifikasi jalur kontaminasi timbal yang spesifik pada ikan gurami dan mengevaluasi efektivitas strategi mitigasi paparan timbal di wilayah ini.
Referensi:
Luthviatin, N., Setiani, O., Widjarnarko, B., & Rahfiludin, M. Z. (2024). Blood Lead Levels in Women and Sources of Exposure in Drinking Water and Fish in Pemali District Indonesia. Malaysian Journal of Medicine and Health Sciences, 20(6), 201–207. https://doi.org/10.47836/mjmhs20.6.27