Di Indonesia, Kekurangan Energi Kronis (KEK) masih menjadi masalah gizi yang umum dialami ibu hamil. Kondisi ini ditandai dengan gejala seperti anemia, perdarahan, kenaikan berat badan ibu yang tidak teratur, dan rentan terhadap infeksi. 1 KEK pada ibu hamil dipengaruhi oleh banyak faktor, di mana asupan konsumsi makanan berperan langsung, sementara faktor budaya dan tingkat pendapatan keluarga memiliki pengaruh tidak langsung. Menariknya, ibu hamil yang tinggal di wilayah pesisir cenderung memiliki daya beli yang rendah, yang pada gilirannya memengaruhi asupan makanan dan meningkatkan risiko terjadinya KEK.

Menyadari kerentanan ibu hamil di wilayah pesisir, mahasiswa Prodi Gizi FKM UNEJ, Ibu Farida, dan Ibu Ruly melakukan studi sistematis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pola konsumsi makanan dan tingkat pendapatan keluarga dengan kejadian KEK selama kehamilan di wilayah pesisir, berdasarkan hasil penelitian-penelitian sebelumnya.

Studi sistematis ini dilakukan dengan mengikuti pedoman PRISMA untuk memilih dan menilai kualitas artikel-artikel penelitian yang relevan. Sumber data berasal dari berbagai database ilmiah terkemuka seperti PubMed, DOAJ, Portal Garuda, Proquest, dan Google Scholar, dengan rentang publikasi dari tahun 2013 hingga 2022. Kata kunci yang digunakan dalam pencarian meliputi “Food Consumption”, “Family Income”, “Chronic Energy Deficiency Incidence”, “Pregnancy in Coastal Areas”, serta kata kunci lain yang berkaitan seperti “Socio-Cultural”, “Health Services”, dan “Food Access”. Hasil pencarian awal menghasilkan 18 artikel yang kemudian dianalisis lebih lanjut.

Dari 18 artikel yang terpilih, 13 artikel hanya membahas salah satu variabel, yaitu konsumsi makanan atau pendapatan keluarga. Sementara itu, 5 artikel lainnya membahas kedua variabel tersebut secara bersamaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa 12 dari 13 artikel yang meneliti hubungan antara konsumsi makanan dan KEK pada ibu hamil di wilayah pesisir menyatakan adanya hubungan yang signifikan. Hanya satu artikel yang menyimpulkan sebaliknya. Lebih lanjut, penelitian-penelitian ini mengindikasikan bahwa ibu hamil di wilayah pesisir memiliki risiko lebih tinggi mengalami KEK akibat pendapatan keluarga yang rendah dan keterbatasan akses terhadap makanan bergizi.

Berdasarkan analisis terhadap berbagai penelitian, studi sistematis ini menyimpulkan bahwa pencegahan KEK pada ibu hamil di wilayah pesisir perlu dilakukan dengan meningkatkan pendapatan keluarga dan mempermudah akses terhadap makanan bergizi yang cukup. Dengan demikian, intervensi yang tidak hanya fokus pada aspek kesehatan, tetapi juga pada pemberdayaan ekonomi keluarga dan perbaikan aksesibilitas pangan di wilayah pesisir menjadi sangat penting untuk mengatasi masalah KEK pada ibu hamil.

Referensi:
Ningtyias, F. W., Jamil, A. I. ., & Antika , R. B. (2024). Food Consumption and Family Income Associated with Chronic Energy Deficiency in Pregnant Women in Coastal Areas of Indonesia: Systematic Review: Konsumsi Makan dan Tingkat Pendapatan Keluarga dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronik Pada Ibu Hamil di Wilayah Pesisir di Indonesia: Tinjauan Pustaka Sistematis. Amerta Nutrition8(4), 675–685. https://doi.org/10.20473/amnt.v8i4.2024.675-685