Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Jember (UNEJ), Aldy Wahyu Nugroho, berhasil menyelesaikan penelitian mengenai kontaminasi mikroplastik pada ikan nila (Oreochromis niloticus) dan potensi risiko kesehatan di sekitar Waduk Gajah Mungkur. Penelitian yang dibimbing oleh Globila Nurika dan Dhuha Itsnanisa Adi ini memberikan gambaran penting mengenai dampak pencemaran mikroplastik terhadap ekosistem perairan dan kesehatan masyarakat.

Latar belakang penelitian ini adalah meningkatnya produksi limbah plastik global, yang mencapai lebih dari 430 juta ton setiap tahunnya. Hal ini meningkatkan potensi penyebaran mikroplastik, khususnya di lingkungan akuatik. Kontaminasi mikroplastik di Waduk Gajah Mungkur diduga berasal dari pabrik tekstil di sekitarnya dan budidaya ikan dengan menggunakan jaring apung plastik. Penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya yang hanya mengidentifikasi mikroplastik dalam air waduk dengan melakukan penilaian risiko kesehatan karsinogenik berbasis individu menggunakan data primer. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik mikroplastik pada ikan nila (kelimpahan partikel, bentuk, warna, dan jenis polimer) dan menilai risiko karsinogenik bagi masyarakat setempat.

Metode penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif, menggunakan 9 sampel ikan nila dari keramba jaring apung dan 30 responden yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Identifikasi mikroplastik dilakukan menggunakan stereomikroskop dan FTIR. Formula Microplastic Carcinogenic Risk (MPCR) diterapkan untuk menilai risiko. Penelitian ini dilaksanakan pada periode November 2024 hingga Maret 2025.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan nila mengandung mikroplastik dengan kelimpahan rata-rata 0,45 partikel/gram, dengan nilai tertinggi mencapai 0,87 partikel/gram. Perkiraan asupan harian partikel mikroplastik pada responden menunjukkan hasil rata-rata 0,007730 partikel/hari. Nilai MPCR rata-rata responden adalah 1,86×10-6, yang mengindikasikan tingkat risiko karsinogenik sesuai dengan pedoman US EPA, meskipun masih dalam batas toleransi.

Kesimpulannya, responden rata-rata berisiko terpapar mikroplastik karsinogenik, namun masih dalam batas toleransi. Peneliti memberikan saran kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah dan limbah rumah tangga ke sungai di sekitar waduk serta mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

sumber:
Nugroho, A. W. ., Nurika, G., & Adi, D. I. . (2025). Microplastics in Oreochromis Niloticus: An Abundance Study and Health Risk Assessment Around the Gajah Mungkur Reservoir. JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN17(3), 294–303. https://doi.org/10.20473/jkl.v17i3.2025.294-303