Apakah Anda sering merasa batuk, pilek, atau tidak enak badan akhir-akhir ini? Fenomena ini, yang sering kita anggap sebagai flu biasa, ternyata bisa jadi adalah gejala dari kondisi yang lebih luas, yang dikenal sebagai Flu-like Syndromeatau Sindrom Mirip Flu.
Menanggapi maraknya keluhan ini, Tim Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) FKM UNEJ menerbitkan edukasi kesehatan edisi Oktober 2025 untuk meningkatkan kewaspadaan publik terhadap sindrom ini.
Apa Itu Flu-like Syndrome?
Influenza-like illness (penyakit mirip influenza), atau Flu-like Syndrome adalah diagnosis medis untuk serangkaian gejala umum yang mirip dengan flu, namun belum tentu disebabkan oleh virus influenza.
Gejala Umum yang Harus Diwaspadai:
Gejala yang sering muncul meliputi:
- Demam dan menggigil
- Batuk (seringkali kering)
- Pilek atau hidung tersumbat
- Sakit kepala, sakit tenggorokan
- Nyeri otot atau badan, tidak enak badan
- Kelelahan, kehilangan nafsu makan
- Terkadang disertai mual, muntah, atau diare
Bukan Hanya Influenza! Kenali Penyebab Lainnya
Penting untuk diketahui bahwa Flu-like Syndrome adalah sekumpulan gejala dan tidak selalu disebabkan oleh virus influenza. Sindrom ini bisa menjadi tanda dari berbagai kondisi kesehatan lain, antara lain:
- Infeksi virus lain: Seperti COVID-19, demam berdarah, dan hepatitis.
- Infeksi bakteri: Infeksi bakteri tertentu juga dapat menimbulkan gejala serupa.
- Efek samping obat: Contohnya obat kemoterapi atau pengobatan tuberkulosis.
- Penyakit autoimun: Dapat memicu reaksi sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan gejala mirip flu.
- Vaksinasi: Reaksi sementara setelah vaksinasi tertentu (misalnya vaksin COVID-19).
Bagaimana Penularannya?
Cara penularan Flu-like Syndrome sangat mirip dengan penularan flu, yaitu:
- Melalui Udara (Droplet): Percikan ludah dari batuk, bersin, atau berbicara penderita dapat terhirup dalam jarak dekat.
- Sentuhan Permukaan: Menyentuh benda yang terkontaminasi virus (seperti gagang pintu atau ponsel) kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut.
- Kontak Fisik Langsung: Bersalaman atau berdekatan dengan penderita.
- Berbagi Barang Pribadi: Berbagi peralatan makan, minum, atau barang pribadi lainnya.
Kapan Saatnya ke Dokter?
Meskipun sebagian besar kasus bersifat ringan dan dapat sembuh dengan istirahat, gejala ini bisa menjadi tanda penyakit yang lebih serius.
Segera temui dokter jika:
- Gejala tidak membaik setelah tiga hari.
- Disertai gejala serius seperti kesulitan bernapas, kaku leher, kejang, atau penurunan kesadaran.
- Muncul gejala lain seperti ruam atau nyeri hebat.
Kunci Pencegahan: Jaga Daya Tahan Tubuh!
Tidak perlu panik, namun kewaspadaan tetap penting, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, lansia, dan penderita penyakit kronis.
Langkah-langkah pencegahan utama adalah:
- Pola Hidup Sehat: Pastikan asupan gizi cukup, istirahat memadai, dan olahraga teratur.
- Kebersihan Diri: Rutin mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer.
- Hindari Penularan: Hindari kontak dekat dengan orang sakit, dan gunakan masker di ruang tertutup atau saat Anda sedang sakit.
“KENIKMATAN HIDUP YANG PALING NIKMAT ADALAH SEHAT, KARENA APAPUN YANG KAMU MILIKI DI DUNIA INI TAK AKAN KAMU NIKMATI JIKA KAMU SAKIT”
Sehat adalah nikmat yang tak ternilai. Mari bersama-sama menjaga kesehatan diri dan lingkungan!









 
