Isu serius mengenai perundungan (bullying) di institusi pendidikan kembali diangkat dalam sebuah kegiatan webinar yang komprehensif. Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Jember (UNEJ), bekerja sama dengan Himpunan Psikolog Indonesia Se-Karesidenan Besuki dan Lumajang (HIMPSI Sekarkidjang), serta Tim Health Promotion University (Tim HPU) Universitas Jember, sukses menyelenggarakan webinar bertema “Kesehatan Mental Dalam Lingkup Pendidikan: Kupas Tuntas Bullying di Sekolah dan Kampus.”
Acara ini diselenggarakan secara hybrid pada hari Sabtu, 18 Oktober 2025, mulai pukul 08.00 hingga 12.00 WIB. Peserta yang hadir secara luring (offline) memenuhi Aula Murdijanto FKM UNEJ, sementara ribuan peserta lainnya bergabung secara daring (online) melalui platform Zoom Meeting.
Pentingnya Kesehatan Mental dan Pencegahan Bullying
Webinar ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik, khususnya komunitas akademisi, orang tua, dan pelajar, mengenai dampak destruktif bullying terhadap kesehatan mental serta pentingnya menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan suportif.
Dekan FKM UNEJ dalam sambutannya menekankan bahwa masalah bullying tidak hanya merugikan korban, tetapi juga pelaku, dan berdampak buruk pada iklim akademik secara keseluruhan. Pendidikan harus menjadi tempat di mana setiap individu merasa aman untuk tumbuh dan berkembang. Kolaborasi lintas disiplin seperti ini sangat krusial untuk menyediakan solusi yang holistik.
Ketua HIMPSI Sekarkidjang menambahkan bahwa bullying, baik secara fisik, verbal, maupun cyberbullying, merupakan bentuk kekerasan yang memerlukan intervensi psikologis dan edukasi yang terstruktur. Para psikolog dari HIMPSI hadir sebagai narasumber yang memberikan perspektif mendalam mengenai akar masalah psikologis bullying dan strategi penanganannya.






Strategi Penanganan dan Peran Aktif Komunitas
Sesi diskusi panel menampilkan para pakar dari FKM UNEJ, psikolog profesional, dan perwakilan Tim HPU. Materi yang disampaikan mencakup identifikasi dini perilaku bullying, dampak jangka panjang pada kesehatan mental, serta langkah-langkah praktis pencegahan yang dapat diterapkan di tingkat sekolah dan kampus.
Tim HPU UNEJ memaparkan program-program promosi kesehatan yang fokus pada penguatan resiliensi mental mahasiswa dan kampanye anti-bullying di lingkungan universitas. Mereka mengajak seluruh elemen universitas—dosen, staf, dan mahasiswa—untuk berperan aktif sebagai agen perubahan (seperti peer counselor) guna memutus rantai perundungan.
Antusiasme peserta, baik online maupun offline, terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan mengenai mekanisme pelaporan kasus, peran saksi (bystander), serta dukungan psikososial bagi penyintas bullying. Acara ditutup dengan komitmen bersama dari semua pihak penyelenggara untuk menjadikan kegiatan ini sebagai langkah awal dalam mewujudkan lingkungan pendidikan yang bebas dari bullying dan mendukung penuh kesejahteraan mental seluruh civitas akademika.