Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria, dan Chikungunya tetap menjadi ancaman kesehatan global yang serius. Di Indonesia, ketiga penyakit tropis ini juga menjadi perhatian utama. Untuk memahami tren epidemiologi dan mengembangkan strategi berbasis bukti terkait dampak perubahan iklim, Bapak Kurnia melakukan penelitian komprehensif yang mengamati dinamika DBD, Malaria, dan Chikungunya sebelum dan selama pandemi COVID-19 di Indonesia.
Penelitian ini mengumpulkan data sejak tahun 2017 hingga 2022 dari berbagai sumber, termasuk survei kesehatan nasional dan badan meteorologi di Indonesia. Analisis statistik dan korelasi dilakukan untuk memahami hubungan antara insidensi penyakit, suhu, curah hujan, dan langkah-langkah terkait pandemi.
Hasil penelitian menunjukkan tren yang mengkhawatirkan pada insidensi ketiga penyakit tersebut di Indonesia. Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) mengalami peningkatan signifikan, dari 26,1% pada tahun 2017 (sebelum pandemi) menjadi 52,1% pada tahun 2022 (selama pandemi). Malaria juga menunjukkan peningkatan angka annual parasite incidence (API) sebesar 0,6, dari 1,0 per 1.000 penduduk pada tahun 2017 menjadi 1,6 pada tahun 2022. Lonjakan kasus yang paling mencolok terjadi pada Chikungunya, yang meningkat hingga 23,6 kali lipat, dari hanya 126 kasus pada tahun 2017 menjadi 2.974 kasus pada tahun 2022.
Anomali Iklim dan Peningkatan Kasus: Korelasi dengan Suhu dan Curah Hujan
Dari tahun 2017 hingga 2019, penelitian mencatat adanya tren penurunan suhu dan curah hujan di Indonesia. Namun, antara tahun 2020 dan 2022, kedua indikator ini menunjukkan fluktuasi, dengan lonjakan signifikan pada tahun 2022 di mana curah hujan mencapai 550 mm dan suhu meningkat sebesar 1°C dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sebuah anomali menarik teramati pada tahun 2019. Meskipun suhu dan curah hujan mengalami penurunan, kasus DBD, Malaria, dan Chikungunya justru mengalami peningkatan. Hal ini mengindikasikan adanya faktor lain selain suhu dan curah hujan yang turut berperan dalam dinamika penyebaran penyakit.
Keterbatasan Data di Tengah Pandemi: Tantangan dalam Interpretasi Tren
Peneliti menyadari adanya satu keterbatasan penting dalam studi ini, yaitu potensi pelaporan data yang tidak lengkap atau tidak konsisten selama pandemi COVID-19 akibat kebijakan lockdown di Indonesia. Hal ini berpotensi mempengaruhi akurasi tren epidemiologi yang diamati.
Peningkatan Risiko di Tengah Pandemi dan Peran Perubahan Iklim
Kesimpulan dari penelitian Bapak Kurnia menyoroti beberapa poin penting. Peningkatan kasus DBD kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya waktu masyarakat di rumah selama pandemi, yang berpotensi meningkatkan paparan terhadap vektor nyamuk di lingkungan tempat tinggal. Malaria menunjukkan tren yang fluktuatif, dengan penurunan awal yang mungkin disebabkan oleh pembatasan perjalanan dan potensi penurunan cakupan pengujian, diikuti oleh peningkatan kembali pasca-pandemi. Lonjakan kasus Chikungunya selama pandemi dan fluktuasi selanjutnya menggarisbawahi perlunya pengawasan penyakit yang berkelanjutan.
Lebih lanjut, korelasi antara insidensi penyakit dengan faktor lingkungan seperti suhu dan curah hujan menegaskan peran penting perubahan iklim dalam memengaruhi prevalensi penyakit-penyakit tersebut. Anomali pada tahun 2019 juga mengindikasikan kompleksitas interaksi berbagai faktor dalam penyebaran penyakit tropis.
Penelitian ini dilakukan dengan menjunjung tinggi standar etika dan telah disetujui oleh komite etik terkait, memastikan bahwa semua data ditangani dengan kerahasiaan dan integritas. Hasil riset ini memberikan kontribusi penting dalam memahami dinamika penyakit tropis di Indonesia dalam konteks pandemi dan perubahan iklim, serta menggarisbawahi perlunya strategi pencegahan dan pengendalian yang adaptif dan berbasis bukti.
Referensi:
Fatma R.K., Akbar K.A. Observing Dengue Fever, Malaria, and Chikungunya Before and During the COVID-19 Pandemic in Indonesia: An Epidemiological and Climate Change Perspective // Hygiene and Sanitation. – 2025. – Vol. 104. – N. 3. – P. 279-283. doi: 10.47470/0016-9900-2025-104-3-279-283