Stunting pada balita masih menjadi momok kesehatan yang serius di Indonesia. Di Jawa Timur, angka prevalensi stunting bahkan melebihi rata-rata nasional yang sebesar 32,8%. Kondisi ini semakin mengkhawatirkan di Kabupaten Sampang, Madura, di mana hampir separuh balita (47,9%) mengalami stunting. Stunting bukan hanya masalah kesehatan individu, tetapi juga menghambat pertumbuhan ekonomi, memperburuk kemiskinan, dan memperlebar kesenjangan sosial ekonomi. Menyikapi hal ini, Bapak Andre dan tim melakukan penelitian untuk menganalisis bagaimana karakteristik keluarga berkorelasi dengan kejadian stunting pada balita di Sampang, Madura.
Mendalami Akar Masalah: Metode Penelitian di Sampang
Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain cross-sectional dan dilaksanakan di Kabupaten Sampang. Sebanyak 384 balita beserta ibu mereka berpartisipasi sebagai sampel penelitian. Variabel yang diteliti meliputi karakteristik orang tua, pengukuran tinggi badan ibu secara antropometri, dan tingkat pengetahuan ibu. Analisis statistik dilakukan menggunakan uji korelasi Pearson.
Tinggi Ibu Lebih Berpengaruh Dibanding Status Sosial Keluarga
Hasil penelitian menunjukkan temuan yang menarik. Status sosial keluarga ternyata tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kejadian stunting pada balita di Sampang. 1 Namun, hal yang berbeda ditemukan pada tinggi badan ibu. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tinggi badan ibu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kejadian stunting pada anak balita, dengan nilai P sebesar 0,030.
Temuan ini menggarisbawahi betapa pentingnya faktor tinggi badan ibu sebagai salah satu penentu risiko stunting pada anak. Implikasinya jelas: intervensi yang tepat perlu diberikan kepada remaja putri untuk mencegah stunting pada generasi mendatang.
Fokus Intervensi pada Remaja Putri Sebelum Menarche
Berdasarkan hasil riset ini, intervensi yang ditujukan untuk mencegah stunting pada balita di masa depan perlu memprioritaskan remaja putri, terutama sebelum mereka mengalami menarche (menstruasi pertama). Program edukasi kesehatan yang berfokus pada peningkatan status gizi remaja putri untuk mengoptimalkan pertumbuhan menjadi sangat krusial. Dengan tinggi badan ibu yang optimal, diharapkan risiko stunting pada anak yang dilahirkannya kelak dapat berkurang secara signifikan. Upaya ini menjadi investasi jangka panjang dalam memutus rantai stunting dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Madura.
Referensi:
Ramani, A., Rachmayanti, R. D., Kusumawati, N. F., Diana, R., Khomsan, A., & Riyadi, H. (2025). A Cross-sectional Study: How is The Relationship Between Social Determinants of Family Dimensions and Stunted Toddlers?. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 20(1), 71-76. https://doi.org/10.14710/jpki.20.1.71-76