Air Susu Ibu (ASI) eksklusif merupakan fondasi krusial bagi awal kehidupan yang sehat, menyediakan nutrisi lengkap bagi bayi sejak lahir hingga usia enam bulan. Namun, pencapaian ASI eksklusif di Madura pada tahun 2022 masih sangat rendah, hanya 37,9%, jauh di bawah target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 50% pada tahun 2025. Menanggapi tantangan ini, sebuah penelitian kolaboratif yang signifikan telah dilakukan oleh tim dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Jember (UNEJ), bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta dosen-dosen dari Universitas Diponegoro (UNDIP) dan Universitas Airlangga (UNAIR).
Penelitian berjudul “Encouraging Healthcare Childbirth to Increase Exclusive Breastfeeding: Evidence from Madurese, Indonesia” ini merupakan hasil kerja sama antara Ibu Iken Nafikadini, S.KM., M.Kes. dan Ibu Novia Luthviatin dari FKM UNEJ, Bapak Agung Dwi Laksono dari BRIN, serta para akademisi dari UNDIP dan UNAIR. Studi ini bertujuan untuk menguji peran tempat persalinan terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Pulau Madura.
Melihat Dampak Tempat Persalinan pada ASI Eksklusif
Menggunakan desain studi cross-sectional, penelitian ini melibatkan 990 anak-anak Madura. Peneliti menganalisis 11 variabel kontrol, termasuk kabupaten, tempat tinggal, usia ibu, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, tingkat kekayaan, antenatal care (ANC), inisiasi menyusu dini (IMD), usia anak, dan jenis kelamin. Sementara itu, aktivitas ASI eksklusif menjadi variabel outcome dan tempat persalinan sebagai variabel exposure. Analisis akhir dilakukan menggunakan uji regresi logistik biner.
Temuan Kunci: Persalinan di Fasyankes Tingkatkan Peluang ASI Eksklusif Hampir Dua Kali Lipat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi ASI eksklusif di Pulau Madura masih 37,9%. Meskipun demikian, sebanyak 90,1% persalinan di Madura telah berlangsung di fasilitas pelayanan kesehatan.
Temuan paling krusial dari studi ini adalah:
- Berdasarkan tempat persalinan, ibu yang melahirkan di fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peluang 1.939 kali lebih besar untuk memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan mereka yang melahirkan di fasilitas non-pelayanan kesehatan (Adjusted Odds Ratio/AOR 1.939; 95% CI 1.854-2.037). Ini mengindikasikan hubungan yang kuat dan signifikan.
- Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa sebelas variabel kontrol lainnya turut berkorelasi dengan pemberian ASI eksklusif di kalangan masyarakat Madura.
Implikasi dan Rekomendasi: Pentingnya Persalinan di Fasyankes
Studi ini menyimpulkan bahwa tempat persalinan sangat berkaitan dengan pemberian ASI eksklusif di kalangan masyarakat Madura. Untuk mencapai target ASI eksklusif, peluang keberhasilan ASI eksklusif pada persalinan di fasilitas kesehatan hampir dua kali lipat lebih tinggi daripada persalinan di luar fasilitas kesehatan.
“Hasil ini menegaskan bahwa interaksi dengan tenaga kesehatan dan lingkungan yang mendukung di fasilitas kesehatan saat persalinan memiliki peran besar dalam mendorong ibu untuk memulai dan melanjutkan pemberian ASI eksklusif,” ujar Ibu Iken Nafikadini.
Oleh karena itu, penelitian ini sangat merekomendasikan untuk hanya melahirkan di fasilitas kesehatan. Di sisi lain, peningkatan intensitas kontak dengan layanan kesehatan selama kehamilan dan persalinan juga sangat diperlukan. Upaya ini diharapkan dapat mempercepat peningkatan cakupan ASI eksklusif di Madura, sekaligus meningkatkan kesehatan ibu dan anak secara keseluruhan.
Referensi:
Yoto, M., Laksono, A. D., Devy, S. R., Luthviatin, N., Nafikadini, I., Nandini, N., & Widyaningtyas, N. H. (2025). Encouraging Healthcare Childbirth to Increase Exclusive Breastfeeding: Evidence from Madurese, Indonesia: Mendorong Persalinan di Pelayanan Kesehatan untuk Meningkatkan Pemberian ASI Eksklusif: Bukti dari Masyarakat Madura, Indonesia. Amerta Nutrition, 9(1), 45–54. https://doi.org/10.20473/amnt.v9i1.2025.45-54