Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Jember (UNEJ), Annisa Fitrah Aini, berhasil merampungkan penelitian mengenai faktor risiko diare pada balita di Kabupaten Jember tahun 2022. Penelitian yang dibimbing oleh Yunus Ariyanto dan Adistha Eka Noveyani ini memberikan gambaran komprehensif mengenai faktor-faktor yang berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian diare pada balita di wilayah tersebut.

Diare, yang ditandai dengan buang air besar tiga kali atau lebih dalam sehari, merupakan masalah kesehatan yang signifikan pada balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko utama yang memengaruhi kejadian diare, serta memetakan sebaran risiko tersebut di seluruh kecamatan di Kabupaten Jember.

Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi, dengan populasi seluruh kecamatan di Jember. Data sekunder digunakan dalam penelitian ini, yang meliputi data sosiodemografi (status gizi), faktor lingkungan (akses terhadap air bersih, akses terhadap jamban sehat, dan wilayah rawan banjir). Analisis data dilakukan menggunakan analisis korelasi statistik dengan bantuan perangkat lunak SPSS dan pemetaan menggunakan perangkat lunak GIS.

Hasil analisis statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara semua faktor risiko yang diteliti dengan kejadian diare. Pemetaan spasial juga memberikan gambaran yang jelas mengenai sebaran risiko di setiap kecamatan.

Temuan Utama dan Rekomendasi

  • Faktor Risiko: Semua faktor risiko yang diteliti (status gizi, akses air bersih, akses jamban sehat, dan wilayah rawan banjir) terbukti berkorelasi signifikan dengan kejadian diare.
  • Pemetaan Risiko: Setiap kecamatan memiliki karakteristik risiko yang berbeda.
    • Kecamatan Pakusari: Kategori kejadian diare sedang dengan akses air minum yang tidak layak tertinggi.
    • Kecamatan Sumberbaru: Kategori kejadian diare tinggi dengan fasilitas jamban yang tidak memadai tertinggi.
    • Kecamatan Bangsalsari: Kategori kejadian diare tinggi dengan kasus gizi buruk tertinggi.
    • Kecamatan Ajung dan Mumbulsari: Wilayah rawan banjir dengan tingkat risiko tinggi, mengalami kejadian diare yang signifikan.
  • Rekomendasi: Dinas Kesehatan Kabupaten Jember diharapkan dapat menyusun program prioritas yang spesifik untuk setiap wilayah, dengan mempertimbangkan faktor risiko yang ada dan aspek geografis.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Kurangnya akses terhadap data kasus diare tingkat desa dan informasi mengenai praktik perawatan anak (termasuk kebiasaan makan dan kebersihan botol) menghambat investigasi lebih mendalam. Pemetaan diare dan faktor risikonya didasarkan pada data sekunder dari puskesmas, yang mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan kejadian diare yang sebenarnya di masyarakat.

Kesimpulan

Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam memahami faktor risiko diare pada balita di Jember. Temuan ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Jember dalam menyusun kebijakan dan program intervensi yang lebih efektif dan efisien untuk menekan angka kejadian diare pada balita. Dengan pendekatan yang berbasis bukti dan mempertimbangkan karakteristik wilayah, diharapkan upaya pencegahan dan penanggulangan diare dapat berjalan lebih optimal.

sumber:
Aini AF, Ariyanto Y, Noveyani AE. Diarrhea Risk Factors of Toddlers in Jember District 2022. 2025. Preventia: The Indonesian Journal of Public Health. 2025;10(1):2528-3006. doi:10.17977/um044v10i12025p50-57