Kelelahan kerja merupakan isu serius yang dapat berdampak buruk pada kesehatan pekerja dan meningkatkan risiko kecelakaan. Khususnya bagi nelayan, profesi yang menuntut fisik dan rentan terhadap kondisi lingkungan ekstrem, kelelahan menjadi perhatian utama. Sebuah penelitian penting dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Jember (UNEJ) telah menguak faktor-faktor utama penyebab kelelahan ini, menyoroti peran kecukupan energi dan status hidrasi.
Penelitian berjudul “Effect of energy adequacy level and hydration status on occupational fatigue in fisherman” ini merupakan hasil kolaborasi antara mahasiswi FKM UNEJ, Delina Krisnauli Safitri, bersama dosen pembimbing Ibu Nur Fitri Widya Astuti, S.Gz., M.P.H. dan Ibu Ana Islamiyah Syamila. Studi ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat kecukupan energi, status hidrasi, dan kelelahan kerja di kalangan nelayan di Desa Puger Wetan, Jember, yang dilakukan dari Februari hingga April 2024.
Metodologi dan Temuan Utama
Menggunakan desain studi cross-sectional, penelitian ini melibatkan 106 nelayan sebagai sampel. Data dikumpulkan melalui berbagai metode, termasuk karakteristik nelayan, Swedish Occupational Fatigue Index (SOFI) untuk mengukur tingkat kelelahan, kartu cek urine mandiri untuk status hidrasi, dan metode food recall 2×24 jam untuk menilai asupan makanan. Analisis data menggunakan uji korelasi rank Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan beberapa temuan yang signifikan:
- Tingkat Kelelahan: Lebih dari separuh nelayan yang diteliti (54,7%) mengalami kelelahan tingkat sedang.
- Status Hidrasi: Sebagian besar nelayan (41,5%) mengalami dehidrasi ringan.
- Hubungan Signifikan: Ditemukan bahwa tingkat kecukupan energi memiliki korelasi yang signifikan dengan kelelahan kerja (p < 0,0001; r = -0,449). Ini menunjukkan bahwa asupan energi yang lebih baik berkorelasi dengan tingkat kelelahan yang lebih rendah. Selain itu, status hidrasi juga berkorelasi signifikan dengan kelelahan kerja (p = 0,003; r = 0,289), menunjukkan bahwa hidrasi yang lebih baik berkaitan dengan kelelahan yang lebih sedikit.
Implikasi dan Rekomendasi
Kesimpulan dari studi ini adalah adanya hubungan yang signifikan antara kecukupan energi dan status hidrasi terhadap kelelahan kerja di kalangan nelayan. Temuan ini menegaskan pentingnya asupan nutrisi dan cairan yang memadai bagi pekerja yang melakukan aktivitas fisik berat.
“Kelelahan pada nelayan bukan hanya soal ketidaknyamanan, tapi juga menyangkut keselamatan mereka di laut. Hasil penelitian ini memberikan bukti kuat bahwa gizi yang seimbang dan hidrasi yang cukup adalah fondasi penting untuk menjaga stamina dan kewaspadaan,” ujar Ibu Nur Fitri Widya Astuti.
Untuk menjaga kesehatan dan keselamatan nelayan, penelitian ini merekomendasikan agar para nelayan lebih fokus pada konsumsi makanan yang bervariasi dengan gizi seimbang serta asupan cairan tubuh yang cukup.
Peneliti juga menyarankan agar penelitian di masa depan dapat mengeksplorasi faktor-faktor lain yang terkait dengan kelelahan kerja, seperti beban kerja, stres pekerjaan, pola kerja shift, dan kualitas tidur, untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif. Diharapkan, hasil studi ini dapat menjadi dasar bagi program intervensi kesehatan yang lebih efektif bagi para nelayan, memastikan mereka dapat bekerja dengan lebih aman dan produktif.
Referensi:
SAFITRI, Delina Krisnauli; ASTUTI, Nur Fitri Widya; SYAMILA, Ana Islamiyah. Effect of energy adequacy level and hydration status on occupational fatigue in fisherman. AcTion: Aceh Nutrition Journal, [S.l.], v. 10, n. 1, p. 21-30, mar. 2025. ISSN 2548-5741. Available at: <https://ejournal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/an/article/view/2005>. Date accessed: 17 july 2025. doi:http://dx.doi.org/10.30867/action.v10i1.2005.